Pages

Polar wandering

Segera setelah hasil penelitian dari benua-benua bagian selatan dikumpulkan, ternyata bahwa telah terjadi juga perubahan posisi kutub magnetik bumi dari waktu ke waktu, tetapi dengan lintasan yang berbeda untuk benua-benua yang berbeda.

solar wind

Angin matahari adalah suatu aliran partikel bermuatan (yakni plasma) yang menyebar ke segala arah dari atmosfer terluar matahari yang dikenal dengan korona. Kecepatan alirnya sekitar 400 km/dt, dengan waktu tempuh dari matahari ke bumi selama 4-5 hari.

oceanik ridge

Hasil penelitian topografi dan geologi dasar samudera menyimpulkan adanya struktur punggung samudera,terungkap bahwa cekungan samudera terbagi oleh barisan punggung samudera yang panjangnya mencapai 84.000 km dan lebarnya 1500 km. pada puncak punggung samudera tersebut terdapat lembah di tengah, yang dalamnya1-3 km. bentuk ini dikenali sebagai lembah retakan(rift velley), ang mengembang ke dua arah terpisah kesemping akibat adanya tarikan.

seismogram

seismogram adalah hasil rekaman gempabumi berupa waveform. Yang kemudian dianalisa untuk mendapat parameter gempabumi

Subduction zone

zona subduksi atau dikenal dengan zona penunjaman merupakan salah satu zona dengan aktivitas seismik yang tinggi. banyak terdapat gempabumi dangkal di zona ini.

Rabu, 12 Juni 2013

Anomali potensi Hujan Musim Kemarau di Indonesia

Pola musim di Indonesia yang kita kenal ada 2 yaitu musim hujan dan musim kemarau dimana musim hujan selalu ditandai dengan pola keadan cuaca basah sedengankan musim kemarau ditandai dengan pola keadan cuaca panas. Kondisi atmosfer Indonesia yang demikian karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: El-nino, La-nina, peredaran matahari, suhu permukaan air laut, dan dipole mode.

Tak seperti biasanya di bulan juni selalu terjadinya musim kemarau namun kenyataanya yang terjadi adalah adanya anomali hujan dimusim kemarau yaitu terjadinya potensi hujan di atas normal pada bulan tersebut. Untuk wilayah  Maluku tenggara hampir sudah 2 minggu terakhir pola cuaca 89% didominasi oleh hujan keadan hujan ringan yang tak berujung disertai dengan kecepatan angin 30-35 knot (sumber: BMKG) dimulai dari malam hari sampai pagi hari jeda mungkin hanya 20-30 menit setelah itu hujan lagi.

Sumber data observasi curah hujan Stasiun geofisika tual (TLE) Badan Meteorologi Klimatologi dan  Geofisika 10 hari terakhir dari tanggal 1-10 juni 2013 tercatat rata - rata curah hujan mencapai 37.77 mm per hari jumlah ini merupakan  1/3 dari total jumlah curah hujan rata-rata selama tahun 2012. Perbandingan yang begitu signifikan dari bulan-bulan sebelumnya di tahun 2013. Curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 10 juni 2013 yaiti 250 mm  jumlah ini yang hampir mencapai 1/10 dari total jumlah curah hujan selama tahun 2012 (sumber: stasiun Observasi Geofisika Tual).



Diagram curah hujan 10 hari terahir di bulan juni 2013


Untuk aspek cuaca pelayaran berdasarkan data Maritim stasiun  BMKG  Kendari selama 10 hari terkhir ketinggian gelombang bervariasi mulai dari 3-5 meter yang terjadi disepanjang perairan  Laut Banda bagian utara,Laut Banda Selatan,Perairan Kep.Kai,Perairan Kep Aru,Perairan Kep Tanimbar,Perairan Kep Barbar,Perairan Kep Sermata-Kep Letti,Laut Arafuru bagian barat dan Laut Arafuru bagian tengah. 


BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGOI DAN GEOFISIKA, memperkirakan sampai bulan Agustus 2013, potensi hujan diatas normal ujar kepala BMKG DR.Sri Woro B Harjono M,sc beliau menuturkan adanya anomali atau penyimpangan cuaca hujan diatas normal diantaranya wilayah pulau Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali dan Maluku. wilayah – wilayah ini peluang kejadian hujan Lebat. Sedangkan Wilayah sumatera dan Kalimantan masih Normal.  Proses terjadinya anomali hujan dimusim kemarau karena suhu permukaan air laut di wlayah Indonesia lebih tinggi dari normalnya. Selain itu angin dari timur juga biasanya dominan pada musim kemarau melemah (dihambat oleh angin dari barat) diatas wilayah Indonesia selatan ekuator sehingga tingkat curah hujan signifikan. Kenaikan anomali tersebut +0.5 sampai +2.0 derajat Celsius tinggi dibandingkan dengan angka normalnya yakni 28.5 – 29.5 derajat Celsius dan 8% luas wilayah Indonesia memasuki musim kemarau dengan sifat hujan diatas normal.

Tentu dengan adanya anomali cuaca pada musim kemarau ini menjadi sebuah pertimbaangan dalam kesiagaan mitgasi bencana alam. Perlunya koordinasi instansi mitigasi bencana terkait guna meminimalisir dampa buruk dari fenomena alam yang sewaktu waktu berubah kapan saja.