Pages

Polar wandering

Segera setelah hasil penelitian dari benua-benua bagian selatan dikumpulkan, ternyata bahwa telah terjadi juga perubahan posisi kutub magnetik bumi dari waktu ke waktu, tetapi dengan lintasan yang berbeda untuk benua-benua yang berbeda.

solar wind

Angin matahari adalah suatu aliran partikel bermuatan (yakni plasma) yang menyebar ke segala arah dari atmosfer terluar matahari yang dikenal dengan korona. Kecepatan alirnya sekitar 400 km/dt, dengan waktu tempuh dari matahari ke bumi selama 4-5 hari.

oceanik ridge

Hasil penelitian topografi dan geologi dasar samudera menyimpulkan adanya struktur punggung samudera,terungkap bahwa cekungan samudera terbagi oleh barisan punggung samudera yang panjangnya mencapai 84.000 km dan lebarnya 1500 km. pada puncak punggung samudera tersebut terdapat lembah di tengah, yang dalamnya1-3 km. bentuk ini dikenali sebagai lembah retakan(rift velley), ang mengembang ke dua arah terpisah kesemping akibat adanya tarikan.

seismogram

seismogram adalah hasil rekaman gempabumi berupa waveform. Yang kemudian dianalisa untuk mendapat parameter gempabumi

Subduction zone

zona subduksi atau dikenal dengan zona penunjaman merupakan salah satu zona dengan aktivitas seismik yang tinggi. banyak terdapat gempabumi dangkal di zona ini.

Senin, 11 Juni 2012

Email


 Contact me at : zulkifligeoph45@gmail.com      



TWITTER







follow me at:
@ZGeophalya

FACEBOOK



Add me at :
MUHAMMAD ZULKIFLI
rickykakaprevect@gmail.com

Minggu, 10 Juni 2012

PROFIL AKADEMI METEOROLOGI KLIMKATOLOGI DAN GEOFISIKA

 SEJARAH

AMG didirikan di Bandung pada tahun 1955 dengan nama Akademi Meterologi dan Geofisika (AMG), kampusnya berada di Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada tahun 1960, AMG dipindahkan ke Jakarta, kampusnya berada di Kantor Lembaga Meteorologi dan Geofisika (LMG) Jl. Arief Rakhman Hakim No. 3 Jakarta Pusat. Tahun 1960 – 1978 AMG dibawah Pusat Meteorologi dan Geofisika. 

Pada tahun 1978, AMG berubah nama menjadi Balai Pendidikan dan Latihan Meteorologi dan Geofisika (BPLMG) dengan status berada di bawah Badan Diklat Departemen Perhubungan (KM. 55/OT/PHB-1978 31 Maret 1978). 

Sejak tahun 2000, BPLMG berubah kembali menjadi AMG di bawah Badan Diklat Departemen Perhubungan (SK. Menhub No. KM 82 Thn 1999 Tgl 13-10-1999), dan kampusnya pindah dan berlokasi di Jl. Perhubungan I No.5, Komplek Meteo DEPHUB, Pondok Betung, Bintaro. Dan sampai tahun  2004 AMG tetap dibawah Badan Diklat dengan SK Menhub No. 72 Thn 2002 Tgl 2-10-2002.

Terhitung mulai 1 Januari 2005  AMG berada dibawah Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), berdasarkan SK KBMG No. 003 Tahun 2004.


sumber: www.http://amg.ac.id 

PROFILE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA (BMKG)

SEJARAH BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

 

Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atauObservatorium Magnetik dan Meteorologidipimpin oleh Dr. Bergsma.
Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.
Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.
Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.
Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organizationatau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.
Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. (unduh Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009)
sumber : www.bmkg.go.id

Rabu, 06 Juni 2012

Tektonik Indonesia Kondisi dan Potensinya

Kepulauan Indonesia adalah salah satu wilayah yang memiliki kondisi geologi yang menarik. Menarik karena gugusan kepulauannya dibentuk oleh  aktivitas konvergensi relatif ketiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng pasifik (Triya Fachriyeni, 2009). Lempeng Indo-Australia relatif bergerak dari Selatan ke UtaraLempeng Pasifik bergerak dari Timur ke Barat Daya dan lempeng Eurasia relatif bergerak dari utara ke arah selatan tenggara. Pergerakan relatif ketiga lempeng ini merupakan generator utama aktivitas gempabumi di Indonesia. Pengaruh lain dari aktifitas ketiga lempeng tersebut yaitu banyak terdapat sesar atau patahan lokal aktif, lipatan dan aktivitas gunung api. Tatanan tektonik yang sedemikian rupa menyebabkan wilayah Indonesia menjadi wilayah yang mempunyai aktifitas seismik yang tinggi, Karena sumber gempa biasanya terletak pada batas antara dua lempeng yang bergerak relatif satu dengan yang lain. Oleh karena itu tidak mengherankan jika Indonesia sering terjadi Gempabumi dan Gunung berapi.


 Gambar di atas menunjukkan kondisi tektonik Kepulauan Indonesia. Garis merah, jingga dan hijau menunjukkan batas-batas lempeng tektonik. Garis merah menunjukkan pemekaran lantai samudra. Garis jingga menunjukkan pensesaran relatif mendatar. Sedangkan garis hijau menunjukkan subduction / penunjaman antar lempeng tektonik.

Mari kita perhatikan satu per satu. Garis hijau di sebelah barat Pulau Sumatra dan di sebelah selatan Pulau Jawa, menerus hingga ke Laut Banda, sebelah selatan Flores kemudian membelok ke utara menuju Laut Arafuru (utara Maluku) menunjukkan zona penunjaman Lempeng Hindia-Australia dan Lempeng Eurasia.

Karena di Indonesia bagian timur ini ada lagi Lempeng Samudra Pasifik yang menubruk dari arah timur. Salah satu korban paling parah dari tumbukan tiga lempeng ini adalah Pulau Sulawesi. Tangan-tangannya pada mlintir gak karuan. Ditambah lagi terbentuknya sesar mendatar di bagian tengah Pulau Sulawesi.

Penunjaman yang terjadi di sebelah barat Sumatra tidak benar-benar tegak lurus terhadap arah pergerakan Lempeng India-Australia dan Lempeng Eurasia. Lempeng Eurasia bergerak relatif ke arah tenggara, sedangkan Lempeng India-Australia bergerak relatif ke arah timur laut. Karena tidak tegak lurus inilah maka Pulau Sumatra dirobek sesar mendatar (garis jingga) yang dikenal dengan nama Sesar Semangko.

Di sebelah utara Aceh, ada proses pemekaran lantai samudra (garis merah). Saya rasa itu terjadi sebagai bagian dari proses Escape Tectonics akibat tumbukan Lempeng Anak Benua India terhadap Lempeng Eurasia.


Di sebelah utara Papua juga terbentuk zona penunjaman akibat tumbukan Lempeng Samudra Pasifik terhadap Lempeng India-Australia. Pada bagian Kepala Burung, Papua, ini juga terbentuk sesar mendatar (garis warna jingga) yang dikenal dengan nama Sesar Sorong. Masih menjadi perdebatan apakah penyebab Gempa Papua 4 Januari 2009 yang lalu. Sebagian ahli menyebutkan pergerakan aktif Sesar Sorong ini yang menyebabkan gempa, sebagian lagi menyebutkan gempa bersumber dari zona penunjaman di sebelah utara Sesar Sorong 

Zona penunjaman (warna hijau) yang terbentuk di Samudra Pasifik umumnya sebagai akibat benturan Lempeng Samudra Pasifik dengan Lempeng Eurasia. Sedangkan zona pemekaran (warna merah) sebagai akibat ikutan proses Escape Tectonics setelah terjadinya tumbukan (Yudi Abu Fauzan, ST . dalam blognya yang diposting tanggal 17 januari 2019)

Apa implikasinya dari proses tektonik yang begitu rumit tersebut ? Kita lihat gambar kedua.


Gambar di atas menunjukkan sebaran gunungapi (segitiga merah), titik gempa (tanda plus ungu) dan hot spot (tanda bintang jingga). Apa yang terjadi mudah ditebak kan! Rangkaian gunungapi dan titik gempa selalu berasosiasi dengan zona penunjaman. Animasi proses penunjamannya bisa dilihat pada postingan sebelumnya (lihat Animasi Mekanisme Penunjaman Kerak Samudra). Pulau Sumatra, Jawa, Flores, Maluku, Sulawesi dan bagian utara Papua akan rawan dengan gunungapi dan gempa. 


referensi
Artikel pada http://yudi81.wordpress.com
(Triya Fachriyeni, 2009) dalam tugas akhirnya yang berjudul analisis seismisitas wilayah bengkulu.











TRANSIT VENUS 6 JUNI 2012


Gambar: simulasi tarnsit venus atau di kenal dengan gerhana venus

Transit Venus adalah peristiwa ketika pengamat di permukaan Bumi melihat planet Venus melewati piringan Matahari. Peristiwa ini mirip dengan saat piringan Bulan menutupi piringan Matahari. Perbedaannya adalah piringan Venus hanya terlihat sebagai noktah kecil pada piringan Matahari karena hanya sebagian kecil saja permukaan Matahari yang akan tertutupi oleh planet Venus. Peristiwa transit ini terjadi akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi dan Venus, dapat diprediksi sebelumnya dan jarang terjadinya. Pada tahun 2012 ini diprediksikan akan terjadi peristiwa transit Venus pada tanggal 6 Juni 2012. Peristiwa yang sama terjadi pada 8 Juni 2004 lalu dan baru akan terjadi lagi pada 11 Desember 2117 yang akan datang.

Apabila Anda merasa bakal mampu melihat gerhana Venus yang terjadi lagi pada 2117, Anda boleh melewatkan kesempatan untuk menjadi saksi dari fenomena astronomi ini. Peristiwa yang sangat langka ini terjadi saat Planet Venus berada di antara Bumi dan matahari. Kelangkaan transit Venus ini melampaui jarangnya kemunculan gerhana matahari.

Adapun, penduduk Bumi akan bisa menyaksikan transit Venus terakhir pada abad ini tepat di hari ini, mulai dari pukul 08.00 WIB hingga 11.00 WIB. Saat ini Planet Venus melintasi bagian depan Matahari dan sejajar dengan Bumi, sehingga terlihat seperti noktah hitam pada lingkaran matahari dari Bumi. "Kasarnya, seperti matahari punya bintik berjalan. Nah, bintik berjalannya itu Venus,"

warga Jakarta bisa melihat transit Venus dari observatorium atau Dak Takahashi, yang ada di Planetarium dan Observatorium Jakarta di kompleks TIM pada 6 Juni 2012 pukul 08.00 pagi hingga 11.00 siang. Transit Venus disebut peristiwa langka, karena polanya berulang setiap 243 tahun sekali.

Polanya, Planet Venus berada di antara Matahari dan Bumi dengan rentang waktu 8 tahun, kemudian 121,5 tahun, lalu 8 tahun dan transit selanjutnya 105,5 tahun. Setelah itu polanya kembali berulang. 

Menurutnya, transit Venus berikutnya baru akan terjadi 105,5 tahun lagi, tepatnya 11 Desember 2117. 

Referensi

Sabtu, 02 Juni 2012

GILANG ON THE DANCE


video ini di ambil pada tanggal 8 oktober 2011, anak ini bernama gilang syahru kalfani  biasanya di panggail dengan sebutan gilang. anaknya lucu biasanya ne dia disamakan dengan si baim cilik hehehhe. anak ini berasal dari tenate anak dari pasangan keluarga Siti chaerani mubarun dan M. Buyung radjloen. kini anak ini berusia 5     
tahun. dan duduk di bangku taman kanak-kanak (TK)