Angin dingin menyerbu tubuhku tatkala
aku turun dari tempat tidurku suasana dingin subuh membangunkanku dari lamunan
mimpi indah malam itu kutatap layar handphonku tepat menunjukan pukul 03.45 WIB
pagi. Terbersit sejenak ternyata sudah hampir 9 jam kuhabiskan waktuku di
tempat tidur. Tak seperti biasanya malam itu aku tak menunaikan ibadah sepetiga
malam, rasa keluh kesal dan menyesal terus menyelimuti diriku sejanak terucap
Astagfiruillah Ya Allah ya rabb begitu banyak kecerobohan dan kelalian hambamu
ini ampunilahlah setiap deru langkah yang telah terabaikan betapa hambamu
sangat memohon ampun kepadamu.
Berawal dari perjuangan yang keras
lelah tampa henti membangunkan aku dari terpaan cobaan dunia. Begitu banyak
waktu yang kuhabisakan dengan hal yang sia-sia selama hampir tiga tahun di bumi
metropolitan. Rasa penyesalan begitu menderu dikala hitungan beberapa jam
kedepan saya akan meninggalkan kota ini menuju tempat kerja baru menuju hidup
baru menuju ketahap pendewasaan yang lebih baru dan itu harus dimulai lagi dari
awal mengenal orang baru di lingkungan yang baru” my new place in my new life.
Banyak hal yang dapat saya petik selama 6 bulan terakhir di kota ini, pembelajaran
yang begitu berarti mencoba mengenal sang khalik lebih dekat, mendengungkan
lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an setiap malam, berbagai kebahagiaan dan
kesedihan dengan orang-orang sekitar dan banyak pengalaman yang begitu berarti
selama berada di bumi yang megah nan angkuh Bumi Jakarta.
Jakarta “megah dan angkuh” itulah kesan
pertama yang terbersit dibenak saya dikala menginjakan kaki pertama kali di
bumi metropolitan. Banyak bangunan menjulang tinggi berlantai-lantai keadaan
ini jauh berbeda dengan apa yang ada di Wiring Ternate Maluku utara. Saya yang
berasal dari anak kampung anak singkong datang merantau ke Jakarta demi
mengejar mimpi-mimpi mengenyam pendidikan di kota ini tentu merasa aneh
sekaligus decak kagum melihat dunia terbahrukan yang bernama Jakarta kota metropolitan “kota megah nan angkuh. Dibalik
menjulang gedung-gedung tinggi terdapat ketidaksetaraan status sosial
masyarakat, keberagaman dan heterogenitas warga Jakarta terlihat jelas dari
kehidupan mereka sehari-hari. Orang kaya sibuk dengan urusan mereka sendiri,
seolah diam dengan kehidupan diluar sana yang masih banyak membutuhkan uluran
tangan para hartawan. Orang miskin, para pengamen jalanan,pengemis, kehidupan
kumuh, gizi buruk dan masih banyak kehidupan yang ekstrem seperti jalanan
macet, banjir yang berada di bumi metropolitan. Dua dimensi kehidupan sosial ini
menyelimuti kehidupan sosial warga Jakarta.
Dibalik multi dimensional kehidupan
Jakarta tersebut saya tumbuh kembang hampir tiga tahun di kota ini. banyak hal
yang saya dapatkan dari kehidupan di kota Jakarta kota ini sungguh berarti bagi
saya. “This city to changes my life” mulai dari cara berpikir hingga mengubah
saya ke tahap pendewasaan. Kota ini mengenalkan saya dengan ALLAH SWT dan
AL-Qur’an kota ini juga yang mengenalkan saya dengan orang-orang pilihan ALLAH
dan saya banyak belajar dari mereka mulai dari ilmu agama hingga ilmu sains.
Terima kasih Jakarta atas semua hal yang telah engkau berikan kepadaku hanya
setitis doa kupanjatkan kepadamu semoga kita bertemu lagi.
PENULIS
M. ZULKIFLI
0 komentar:
Posting Komentar