Kamis 9 agustus 2012 hari itu, seakan menjelma menjadi hari bahagia. Senyum bahagia tersebar merekah, dan ucapan selamat ikut mengiringi, wajah-wajah bahagia terekam baik oleh lensa-lensa kamera. Para pejuang ilmu bekerja keras pagi siang malam demi beberapa helai lembaran yang berisikan goresan tinta pengetahuan. Para pejuang ilmu rela menghabiskan waktunya diperjalanan, rela berdesak-desakan di angkutan kereta api demi mencari arahan dari sang dosen pembimbing. Para pejuang ilmu yang telah bergelut kurang lebih enam bulan terakhir menitikkan pada satu tahapan jenjang proses demi yang namanya penyusunan proposal seminar tugas akhir.
Seraya menjadi syarat atau tolak ukur dari apa yang dipelajari kurang lebih 2 setengah tahun terakhir di kampusku tercinta ini mencoba membangun disiplin ilmu dari coretan pengetahuan yang mendasar dan membutuhkan pengembangan berkelanjutan demi coretan-coretan indah ilmu Allah yang tersusun rapi dalam helaian lembaran kertas. Para pejuang ilmu menitikkan air mata haru dan bahagia di ujung matanya setelah coretan-coretan indah tersebut selesai dikerjakan. Namun dibalik itu semua terbersit memoar indah demi mewujudkan harapan orang tua terkasih, ya tentunya Para orang tua berharap anaknya yang tercinta kelak bisa menyelesaikan kuliahnya, senandung doa terus dipanjatkan kepada sang khalik bertafakur indah demi melihat ataupun mendengar sebait gelar dibalik nama anaknya yang terkasih.
Ya, Para pejuang ilmu yang telah bergelut kurang lebih 2 hingga 3 tahun telah mempresentasikan hasil coretan indah mereka mencoba mempertanggungjawabkan di depan dosen penguji dan dosen pembimbing Sebagai symbol sebuah kelulusan dan keberhasilan tahap awal. Kenapa saya berkata demikian karena tantangan terbesar kedepanya masih harus menyelesaikan coretan indah ini dan mempertanggungjawabkan hasilnya di depan dosen penguji hal tersebut jelas butuh waktu tenaga dan pikiran. Tentunya tidak mudah bagi kami karena satu dan lain hal muncul keputusan yang mengharuskan kami yang tadinya kuliah enam bulan diperpendek intervalnya menjadi empat bulan. Sungguh tragis memang apa yang saya dan teman-teman alami, namun saya percaya Allah punya rencana lain dibalik ini. Man jadda wa Jadda……
Namun terlepas dari itu semua aku bisa merasakan kebahagian yang terpancar dari wajah-wajah indah teman-teman saya, foto-foto yang terpajang di album facebook teman-teman, betapa meriahnya hari itu. wajah-wajah yang cantik, dengan senyman mereka yang tulus seolah beban mereka selama enam bulan terakhir ini lenyap tanpa bekas sungguh indah karuniamu ya rabb….lantunan doa kupanjatkan pada sang maha bijaksana Allah swt amien…..
Tak kusangka presentasi seminar akhirnya selesai juga, namun perjalanan saya dan teman-teman saya bukan hanya sampai disitu. Tentunya di depan masih banyak jurang yang dalam dan jalan terjal yang siap kami hadapi. Wahai teman-teman yang aku cintai: Setiap akhir adalah awal permulaan yang baru Semoga ilmunya berkah, semakin Allah tambahkan pula jalan2 keluasan ilmu. Kalian tahu, Allah menciptakan kalian begitu istimewa. Selamat menikmati apa yang disebut “Indah pada Waktunya”. Semoga berkah segala perjuangan yang telah terlewati dan bersiap untuk perjuangan selanjutnya. Barakillah, semoga menjadi pejuang ilmu yang penuh manfaat. Terus berkarya! Terus ukir prestasi. Sukses dunia akhirat… :)
Aku begitu bersyukur, bahwa aku bisa menyelesaikanny di tengah perjalanan kuliahku yang terkadang terseok-seok. Seringkali di kala rasa kantuk yang begitu mendera, kupaksakan diriku di pagi hari untuk berkata, “Ayo Zul ! Berangkat kuliah!” dan seringkali aku mencubit lenganku sendiri agar aku tidak tertidur di dalam kelas. “Ayo Zul ! Kamu bisa!” . Ya Allah perjuangan itu terlewati sudah… Alhamdulillah…
Dua setengah tahun, yang sebenarnya bukan hanya memberikan aku sekedar tambahan pengetahuan, namun lebih dari itu, dua setengah tahun perjuangan itu telah mengantarkan aku hingga bisa seperti sekarang ini. Bukan lembaran nilai-nilai IP, namun juga sahabat-sahabat yang hebat, yang telah mengajarkan aku makna sesungguhnya dari ‘maju terus pantang mundur’ sahabat-sahabatku, mereka semua yang ada di kampus. Mulai dari dosen, teman sekelompok, penjaga kantin, pak satpam yang baik, dan pekerja cleaning service yang selau menghiburku. Mereka selalu menularkan semangat yang menyadarkan aku bahwa ilmu itu bukan hanya ada di dalam kelas, namun dimanapun kita berada disitulah ilmu itu.
Namun seperti yang disampaikan diatas bahwa setiap akhir adalah awal permulaan yang baru. Maka itulah hakikat pembelajaran yang sebenarnya. Di balik wajah kebahagiaan, sebenarnya kita masih memiliki tugas yang lebih besar dari pada sekedar tugas yang ada dikampus. Yaitu bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat dengan bekal ilmu yang telah kita isi selama bertahun-tahun di kelas. jika membayangkan, tentu itu sungguh berat sekali. Terlebih melihat wajah para orang tua, yang penuh harapan terhadap anaknya yang telah menjadi sarjana, yang tak pernah letih melantunkan doa-doa untuk anaknya. Ketika sudah mencapai puncak, capailah puncak yang lain. begitu kiranya nasihat orang bijak yang pas untukku saat ini. Lihatlah jauh kedepan, masih banyak puncak yang harus kita daki lagi. Janganlah takut untuk memulai dari Nol, melangkah dari awal untuk mendaki puncak yang lebih tinggi lagi. Karena perjuangan sesungguhnya bukan disini. Karena perjuangan sesungguhnya itu adalah nanti, di akhirat sana. Ketika kita menerima buku amal dengan tangan kanan, ketika berhasil melewati panasnya padang mahsyar, ketika Allah telah membukakan pintu syurganya, dan kita dipersilahkan masuk selamanya.
Subhanallah… itulah perjuangan yang sesungguhnya. Puncak dari semua puncak.
Insya Allah, kita termasuk didalamnya… amin…
*Selamat kepada teman-teman perjuangan di kampus AMKG , terutama teman-teman Geofisika45. Dan juga selamat kepada seniorku geofisika 44 dan meteorologi 43 yang telah menyelesaikan kuliahnya di kampus tercinta ini wisuda menanti kalian.
Salam wisdom
Pondok betung, 11-08-2012
penulis
0 komentar:
Posting Komentar