Pola musim di Indonesia yang kita kenal ada 2 yaitu musim
hujan dan musim kemarau dimana musim hujan selalu ditandai dengan pola keadan
cuaca basah sedengankan musim kemarau ditandai dengan pola keadan cuaca panas.
Kondisi atmosfer Indonesia yang demikian karena dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya: El-nino, La-nina, peredaran matahari, suhu permukaan air
laut, dan dipole mode.
Tak
seperti biasanya di bulan juni selalu terjadinya musim kemarau namun kenyataanya yang
terjadi adalah adanya anomali hujan dimusim kemarau yaitu terjadinya potensi
hujan di atas normal pada bulan tersebut. Untuk wilayah Maluku tenggara hampir sudah 2 minggu
terakhir pola cuaca 89% didominasi oleh hujan keadan hujan ringan yang tak
berujung disertai dengan kecepatan angin 30-35 knot (sumber: BMKG) dimulai dari
malam hari sampai pagi hari jeda mungkin hanya 20-30 menit setelah itu hujan
lagi.
Sumber
data observasi curah hujan Stasiun geofisika tual (TLE) Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika 10 hari
terakhir dari tanggal 1-10 juni 2013 tercatat rata - rata curah hujan mencapai
37.77 mm per hari jumlah ini merupakan 1/3 dari total jumlah curah hujan rata-rata
selama tahun 2012. Perbandingan yang begitu signifikan dari bulan-bulan
sebelumnya di tahun 2013. Curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 10 juni
2013 yaiti 250 mm jumlah ini yang hampir
mencapai 1/10 dari total jumlah curah hujan selama tahun 2012 (sumber: stasiun
Observasi Geofisika Tual).
Diagram curah hujan
10 hari terahir di bulan juni 2013
Untuk aspek cuaca pelayaran berdasarkan data Maritim
stasiun BMKG Kendari selama 10 hari terkhir ketinggian
gelombang bervariasi mulai dari 3-5 meter yang terjadi disepanjang perairan Laut Banda bagian utara,Laut Banda
Selatan,Perairan Kep.Kai,Perairan Kep Aru,Perairan Kep Tanimbar,Perairan Kep
Barbar,Perairan Kep Sermata-Kep Letti,Laut Arafuru bagian barat dan Laut
Arafuru bagian tengah.
BADAN METEOROLOGI
KLIMATOLOGOI DAN GEOFISIKA, memperkirakan sampai bulan Agustus 2013,
potensi hujan diatas normal ujar kepala BMKG DR.Sri Woro B Harjono M,sc beliau menuturkan adanya anomali atau penyimpangan cuaca hujan
diatas normal diantaranya wilayah pulau Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali dan Maluku. wilayah – wilayah ini peluang kejadian hujan Lebat. Sedangkan Wilayah
sumatera dan Kalimantan masih Normal.
Proses terjadinya anomali hujan dimusim kemarau karena suhu permukaan
air laut di wlayah Indonesia lebih tinggi dari normalnya. Selain itu angin dari
timur juga biasanya dominan pada musim kemarau melemah (dihambat oleh angin
dari barat) diatas wilayah Indonesia selatan ekuator sehingga tingkat curah
hujan signifikan. Kenaikan anomali tersebut +0.5 sampai +2.0 derajat Celsius
tinggi dibandingkan dengan angka normalnya yakni 28.5 – 29.5 derajat Celsius
dan 8% luas wilayah Indonesia memasuki musim kemarau dengan sifat hujan diatas
normal.
Tentu
dengan adanya anomali cuaca pada musim kemarau ini menjadi sebuah pertimbaangan
dalam kesiagaan mitgasi bencana alam. Perlunya koordinasi instansi mitigasi bencana
terkait guna meminimalisir dampa buruk dari fenomena alam yang sewaktu waktu
berubah kapan saja.